-->

Taukah Kamu Hukum Dropship ?

Taukah Kamu Hukum Dropship ?
dropship.jpg

Hukum Dropship atau Reseller yang dahulu pernah kami membahasnya, tetapi alangkah baiknya apabila kami tulis sehingga harapan kami dapat menjawab pertanyaan yang sering timbul dalam pikiran kita, 

apakah boleh dropship dalam Islam? 

Atau bertanya-tanya bagaimana hukum reseller dalam Islam?. 

Namun disini kita akan lebih fokus terhadap permasalahan dropship

Sebelumnya perlu anda fahami dulu :

Hukum Transaksi Online

ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﻳُﻮﺳُﻒَ ﺑْﻦُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﺒْﺪُ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺭَﺿِﻲَ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﺒْﺪِ ﻋَﻦْ ﻧَﺎﻓِﻊٍ ﻋَﻦْ ﻣَﺎﻟِﻚٌ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺃَﻥَّ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺍﺣِﺪٍ ﻛُﻞُّ ﺍﻟْﻤُﺘَﺒَﺎﻳِﻌَﺎﻥِ ﻗَﺎﻝَ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻳَﺘَﻔَﺮَّﻗَﺎ ﻟَﻢْ ﻣَﺎ ﺻَﺎﺣِﺒِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺑِﺎﻟْﺨِﻴَﺎﺭِ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﺍﻟْﺨِﻴَﺎﺭِ ﺑَﻴْﻊَ ﺇِﻟَّﺎ

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar r.a bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 
Dua orang yang melakukan jual beli, masing-masing punya hak pilihan atas teman jual belinya selama keduanya belum berpisah, kecuali jual beli yang tidak membutuhkan berpisah.[HR.bukhari No : 1969].

ﻧَﺎﻓِﻊٍ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻠَّﻴْﺚُ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻗُﺘَﻴْﺒَﺔُ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﻋَﻦْ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺭَﺿِﻲَ ﻋُﻤَﺮَ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﻦْ ﺇِﺫَﺍ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﻭَﺍﺣِﺪٍ ﻓَﻜُﻞُّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻠَﺎﻥِ ﺗَﺒَﺎﻳَﻊَ ﺃَﻭْ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﻭَﻛَﺎﻧَﺎ ﻳَﺘَﻔَﺮَّﻗَﺎ ﻟَﻢْ ﻣَﺎ ﺑِﺎﻟْﺨِﻴَﺎﺭِ ﺫَﻟِﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻓَﺘَﺒَﺎﻳَﻌَﺎ ﺍﻟْﺂﺧَﺮَ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎ ﻳُﺨَﻴِّﺮُ ﺃَﻥْ ﺑَﻌْﺪَ ﺗَﻔَﺮَّﻗَﺎ ﻭَﺇِﻥْ ﺍﻟْﺒَﻴْﻊُ ﻭَﺟَﺐَ ﻓَﻘَﺪْ ﺍﻟْﺒَﻴْﻊَ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﻭَﺍﺣِﺪٌ ﻳَﺘْﺮُﻙْ ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺘَﺒَﺎﻳَﻌَﺎ ﺍﻟْﺒَﻴْﻊُ ﻭَﺟَﺐَ ﻓَﻘَﺪْ

Rasulullah SAW bersabda: 


Jika dua orang melakukan jual beli maka masing-masingnya punya hak khiyar (pilihan) atas jual belinya selama keduanya belum berpisah. 

Jika keduanya sepakat atau salah satu dari keduanya memilih lalu dilakukan transaksi maka berarti jual beli telah terjadi dengan sah, dan seandainya keduanya berpisah setelah transaksi sedangkan salah seorang dari keduanya tidak membatalkan transaksi maka jual beli sudah sah.
[HR.bukhari No : 1970]

Pengertian jual beli didalam kitab fiqih adalah :

ﺃﻭ ﻣﺨﺼﻮﺹ ﻭﺟﻪ ﻋﻠﻰ ﺑﻤﺎﻝ ﻣﺎﻝ ﻣﺒﺎﺩﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﺑﻤﺜﻠﻪ ﻓﻴﻪ ﻣﺮﻏﻮﺏ ﺷﻲﺀ ﻣﺒﺎﺩﻟﺔ ﻫﻮ ﺗﻌﺎﻁٍ ﺃﻭ ﺑﺈﻳﺠﺎﺏ ﺃﻱ ﻣﺨﺼﻮﺹ ﻣﻔﻴﺪ ﻭﺟﻪ.

“ Pertukaran suatu harta (uang) dengan harta lain (barang atau layanan) dengan cara tertentu.
 Atau, tukar menukar benda yang diinginkan dengan sesama jenisnya dengan cara tertentu yang bermanfaat dengan serah terima atau saling memberi”.

ﻟَﺎ ﻟِﻤَﻌَﺎﻧِﻴﻬَﺎ ﺍﻟْﻌُﻘُﻮﺩِ ﻓِﻲ ﻭَﺍﻟْﻌِﺒْﺮَﺓُ ﺍﻟﺸِّﺮَﺍﺀِ ﻭَ ﺍﻟْﺒَﻴْﻊِ ﻭَﻋَﻦِ ﺍﻟْﺄَﻟْﻔَﺎﻅِ ﻟِﺼُﻮَﺭِ ﻭَﺍﻟْﺒَﺮْﻗِﻴَﺎﺕِ ﻭَﺍﻟﺘَّﻠَﻜْﺲِ ﺍﻟﺘِّﻠِﻴﻔُﻮﻥِ ﺑِﻮَﺍﺳِﻄَﺔِ ﻣُﻌْﺘَﻤَﺪَﺓُ ﻭَﺃَﻣْﺜَﺎﻟِﻬَﺎ ﺍﻟْﻮَﺳَﺎﺋِﻞِ ﻫﺬِﻩِ ﻛُﻞُّ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞُ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ

Yang diperhitungkan dalam akad-akad adalah subtansinya, bukan bentuk ucapannya. 
Dan jual beli via telpon, telex dan telegram dan semisalnya telah menjadi alternatif utama dan dipraktikkan.[Syarh al- Yaqut an-Nafis karya Muhammad bin Ahmad al- Syatiri]. 

Mari kita lebih mengarah pada Dropship

Apa Itu Dropship?


Dropship adalah sebuah istilah yang sebenarnya sama dengan reseller. Namun yang membedakan hanya beberapa hal didalamnya yaitu : Dropship memberikan peluang dimana reseller tidak harus direpotkan untuk mengirim barang. 

Karena dengan sistem dropship, produsen atau agenlah yang akan mengirimnya atas nama reseller. Jadi teknisnya, jika ada pesanan lewat reseller. 

Produsen kemudian mengirim produknya langsung ke konsumen dengan menggunakan nama reseller (atas nama reseller). 
Hal itu, atau aturan itu sudah menjadi persepakatan bersama.

Lalu Bagaimana Hukum Dropship Menurut Islam?

ﻳَﻘُﻮْﻡُ ﻣَﺎ ﺃَﻭْ ﺑِﻘَﺒُﻮْﻝٍ ﺇِﻳْﺠَﺎﺏِ ﺭَﺑْﻂُ ﻣَﺸْﺮُﻭْﻉٍ ﻭَﺟْﻪٍ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻘَﺎﻣَﻬُﻤَﺎ

Persepakatan (Akad) Ijab dan Kabul dapat dilakukan dengan empat cara yaitu 

  • (1) lisan, 
  • (2) tulisan, 
  • (3) isyarat dan 
  • (4) perbuatan. 


Inilah pokok yang perlu kita ketahui dalam Ijab dan Kabul, dan sebuah per-Aqadan itu bisa terjadi sah apabila barang ada dan transaksi memahamkan dari dua belah pihak

ﺑﺎﻟﻬﺎﺗﻒ ﺍﻟﺘﻌﺎﻗﺪ ﺇﺑﺮﺍﻡ ﻛﻴﻔﻴﺔ ﺍﻻﺗﺼﺎﻝ ﻭﺳﺎﺋﻞ ﻣﻦ ﻭﻧﺤﻮﻫﻤﺎ ﻭﺍﻟﻼﺳﻠﻜﻲ ﺍﻟﻤﺠﻠﺲ ﺍﺗﺤﺎﺩ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﻟﻴﺲ :ﺍﻟﺤﺪﻳﺜﺔ ﻗﺪ ﻷﻧﻪ ﻭﺍﺣﺪ؛ ﻣﻜﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺘﻌﺎﻗﺪﻳﻦ ﻛﻮﻥ ﻭﺟﺪ ﺇﺫﺍ ﺍﻵﺧﺮ، ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻣﻜﺎﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻛﺎﻟﺘﻌﺎﻗﺪ ﺍﺗﺼﺎﻝ؛ ﻭﺍﺳﻄﺔ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﻭﺇﻧﻤﺎ .ﺑﺎﻟﻤﺮﺍﺳﻠﺔ ﺃﻭ ﺑﺎﻟﻬﺎﺗﻒ، ﺍﻟﻮﻗﺖ ﺃﻭ ﺍﻟﺰﻣﻦ ﺍﺗﺤﺎﺩ ﺍﻟﻤﺠﻠﺲ ﺑﺎﺗﺤﺎﺩ ﻓﻴﻪ ﻣﺸﺘﻐﻠﻴﻦ ﺍﻟﻤﺘﻌﺎﻗﺪﺍﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﺍﻟﺘﻲ ﺍﻟﺤﺎﻝ ﻫﻮ :ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻓﻤﺠﻠﺲ .ﺑﺎﻟﺘﻌﺎﻗﺪ ﺍﻟﺘﻔﺎﻭﺽ ﻋﻠﻰ ﻣﻘﺒﻠﻴﻦ ﺍﻟﻤﺘﻌﺎﻗﺪﺍﻥ ﻓﻴﻬﺎ ﺇﻥ):ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ ﻗﺎﻝ ﻫﺬﺍ ﻭﻋﻦ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﻭﻋﻠﻰ .(ﺍﻟﻤﺘﻔﺮﻗﺎﺕ ﻳﺠﻤﻊ ﺍﻟﻤﺠﻠﺲ ﺍﻟﻤﻜﺎﻟﻤﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻣﺠﻠﺲ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻻﺗﺼﺎﻝ ﺯﻣﻦ ﻫﻮ :ﺍﻟﻼﺳﻠﻜﻲ ﺃﻭ ﺍﻟﻬﺎﺗﻔﻴﺔ ﺍﻧﺘﻘﻞ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻌﻘﺪ، ﺷﺄﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺩﺍﻡ ﻣﺎ .ﺍﻟﻤﺠﻠﺲ ﺍﻧﺘﻬﻰ ﺁﺧﺮ ﺣﺪﻳﺚ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺘﺤﺪﺛﺎﻥ ﺑﺘﻮﺟﻴﻪ ﺃﻭ ﺭﺳﻮﻝ ﺑﺈﺭﺳﺎﻝ ﺍﻟﺘﻌﺎﻗﺪ ﻭﻣﺠﻠﺲ ﺍﻟﻔﺎﻛﺲ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﻠﻜﺲ ﺃﻭ ﺑﺎﻟﺒﺮﻗﻴﺔ ﺃﻭ ﺧﻄﺎﺏ ﺃﻭ ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ، ﺗﺒﻠﻴﻎ ﻣﺠﻠﺲ ﻫﻮ :ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﻷﻥ ﺃﻭﺍﻟﺒﺮﻗﻴﺔ، ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﻭﺻﻮﻝ ﺣﻀﺮ ﻓﻜﺄﻧﻪ ﺍﻟﻤﺮﺳﻞ، ﻛﻼﻡ ﻋﻦ ﻭﻣﻌﺒﺮ ﺳﻔﻴﺮ .ﺍﻟﻤﺠﻠﺲ ﻓﻲ ﻓﻘﺒﻞ، ﺑﺎﻹﻳﺠﺎﺏ ﻭﺧﻮﻃﺐ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﻟﻢ ﺛﺎﻥ، ﻣﺠﻠﺲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻘﺒﻮﻝ ﺗﺄﺧﺮ ﻓﺈﻥ ﻣﺠﻠﺲ ﺃﻥ ﻳﺘﺒﻴﻦ ﻭﺑﻪ .ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻳﻨﻌﻘﺪ ﺻﺪﻭﺭ ﻣﺤﻞ ﻫﻮ :ﺣﺎﺿﺮﻳﻦ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺘﻌﺎﻗﺪ ﻫﻮ :ﻏﺎﺋﺒﻴﻦ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺘﻌﺎﻗﺪ ﻭﻣﺠﻠﺲ ﺍﻹﻳﺠﺎﺏ، ﺃﻭ ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ، ﺗﺒﻠﻴﻎ ﺃﻭ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺻﻮﻝ ﻣﺤﻞ ﺃﻭ ﻟﻠﻤﺮﺳﻞ ﻟﻜﻦ .ﺍﻟﻬﺎﺗﻔﻴﺔ ﺍﻟﻤﺤﺎﺩﺛﺔ ﺷﻬﻮﺩ، ﺃﻣﺎﻡ ﺇﻳﺠﺎﺑﻪ ﻋﻦ ﻳﺮﺟﻊ ﺃﻥ ﻟﻠﻜﺎﺗﺐ ﻭﻭﺻﻮﻝ ﺍﻵﺧﺮ ﻗﺒﻮﻝ ﻗﺒﻞ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﻥ ﺑﺸﺮﻁ ﺍﻹﺑﺮﻳﻖ ﻣﻦ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﺃﻭ ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﺟﻤﻬﻮﺭ ﻭﻳﺮﻯ .ﻭﺍﻟﻔﺎﻛﺲ ﻭﺍﻟﺘﻠﻜﺲ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺮﺟﻮﻉ ﻟﻠﻤﻮﺟﺐ ﻟﻴﺲ ﺃﻧﻪ ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﺍﻟﻌﺮﻑ ﻳﻘﺮﺭ ﻟﻠﻘﺎﺑﻞ ﻓﺮﺻﺔ ﻳﺘﺮﻙ ﺃﻥ ﺗﻘﺪﻡ ﻛﻤﺎ ﻣﺪﺍﻫﺎ،.

Ijab dan Qobul ini adakalanya yang dilakukan secara berhadap-hadapan langsung antara penjual dan pembeli, dan ini yang umumnya terjadi. 
Dan adakalanyan antara penjual dan pembeli tidak dalam satu tempat, dan ini juga bisa disiasati dengan cara menggunakan surat untuk konsep zaman dulu. 

Dan kalau sekarang bisa dengan via sms, telefon, email, ataupun media sosial lain sehingga, untuk syarat ini, jual-beli secara online tidak bermasalah, sebagaimana keterangan Dr. Wahbah Az-Zuhailiy. 
[Al- Fiqh Al-Islamiy wa Adillatuh juz VII, halaman.447].

Siasat dengan cara penjual menyebutkan sifat dan ciri fisik secara jelas barang yang akan dia jual kepada pembeli, sehingga tidak menimbulkan ketidaktahuan pembeli terhadap barang yang dia beli. 
Dianjurkan adanya ta’yin atau menentukan mabi’ atau tsamannya di majlisil aqdi (tempat berlangsungnya akad). 

Supaya tidak semakna dengan bai’uddain biddain. 
Dan yang diperlihatkan dalam gambar atau foto adalah dari barang yang akan dijual, ini akan terjadi sah dalam akad. [Hasiyah As-Sarqawi, juz II, halaman.16 – 17]

ﺑﻴﻌﻬﺎ ﻳﺼﺢ ﺍﻟﺬﻣﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻲ )ﺍﻟﻌﻴﻦ ﻭ ﺣﺒﺸﻲ ﻛﻌﺒﺪ ﻭﺻﻔﺘﻬﺎ ﺟﻨﺴﻬﺎ ﻣﻊ ﺑﺬﻛﺮﻫﺎ ﻓﻲ ﺗﺬﻛﺮ ﺍﻟﺘﻲ ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺑﻘﻴﺔ ﻣﻊ (ﺧﻤﺎﺳﻲ (ﺃﻧﻬﺎ ﻣﻊ ﺳﻼﻣﺎ ﻻ ﺑﻴﻌﺎ )ﻫﺬﺍ (ﻭﻋﺪ )ﺍﻟﺴﻠﻢ ﻓﻼ ﺑﻠﻔﻈﻪ ﺍﻋﺘﺒﺎﺭﺍ ﺍﻟﺬﻣﺔ ﻓﻲ )ﺍﻟﻌﻴﻦ ﺍﻱ ﺍﻻ (ﺍﻟﺘﻔﺮﻕ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺜﻤﻦ ﺗﺴﻠﻴﻢ ﻓﻴﻪ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻓﻴﻪ ﻓﻴﺸﺘﺮﻁ ﺭﺑﻮﻳﻴﻦ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﻥ ﺍﻟﺤﺎﺿﺮﺓ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﻓﻲ ﻛﻤﺎ ﻗﺒﻠﻪ ﺍﻟﺘﻘﺎﺑﺾ ﻓﺎﻥ ﺍﻟﺴﻠﻢ ﻟﻔﻆ ﺫﻟﻚ ﻣﻊ ﻳﺬﻛﺮ ﻟﻢ ﺍﺫﺍ ﻭﻫﺬﺍ ﺍﺷﺘﺮﻳﺘﻪ ﺍﻭ ﺳﻠﻤﺎ ﻛﺬﺍ ﺑﻌﺘﻚ ﻗﺎﻝ ﻛﺄﻥ ﺫﻛﺮ ﺑﻴﻌﺎ ﺫﻟﻚ ﻛﻮﻥ ﻭﻋﻠﻰ ﺳﻠﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﺳﻠﻤﺎ ﻣﻨﻚ ﺍﻟﻤﺠﻠﺲ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻮﺿﻴﻦ ﺃﺣﺪ ﺗﻌﻴﻴﻦ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﺑﺎﻃﻞ ﻭﻫﻮ ﺑﺪﻳﻦ ﺩﻳﻦ ﺑﻴﻊ ﻳﺼﻴﺮ ﻭﺍﻻ

ﺍﻱ (ﺍﻟﻌﻮﺿﻴﻦ ﺃﺣﺪ ﺗﻌﻴﻴﻦ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻗﻮﻟﻪ ﻓﻲ ﻗﺒﻀﻪ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻭﻻ ﺍﻱ ﺍﻟﺮﺑﻮﻳﻴﻦ ﺍﻟﻐﻴﺮ ﺍﻟﻘﺒﺾ ﺑﻤﻨﺰﻟﺔ ﺍﻟﺘﻌﻴﻴﻦ ﻷﻥ ﺍﻟﻤﺠﻠﺲ ﺃﺑﺪﺍ ﺃﺟﻞ ﻳﺪﺧﻠﻪ ﻻ ﺣﺎﻻ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ ﻟﺼﻴﺮﻭﺭﺓ (ﺑﺪﻳﻦ ﺩﻳﻦ ﺑﻴﻊ ﻗﻮﻟﻪ ).… ﻗﺎﻝ ﺍﻥ ﺍﻟﻰ .… ﺍﻟﺜﺎﺑﺖ ﺑﺎﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺑﻴﻊ ﻣﻌﻨﻰ ﻓﻲ ﺍﻱ ﺑﺎﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺑﻴﻊ ﺍﻱ ﻭﻫﻮ ﻗﺒﻞ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﻓﻜﺬﻟﻚ ﺑﺎﻃﻞ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺜﺎﺑﺖ ﻣﻨﺸﺄ ﻫﻨﺎ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻷﻥ ﻣﻨﻪ ﻳﻜﻦ ﻟﻢ ﻭﺃﻧﻤﺎ ﻟﻢ ﻟﻤﺎ ﻟﻜﻨﻪ ﻗﺒﻞ ﻣﻦ ﺛﺎﺑﺖ ﻻ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﺣﺎﻝ ﺃﺷﺒﻪ ﺍﻟﻤﺠﻠﺲ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻮﺿﻴﻦ ﺃﺣﺪ ﻓﻴﻪ ﻳﻌﻴﻦ ﻓﺎﻥ ﻗﺒﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﺜﺎﺑﺖ ﺑﺎﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺑﻴﻊ ﺻﺤﻴﺤﺎ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﺠﻠﺲ ﻓﻲ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻋﻴﻦ

Apa Maksud Ta’yin?

Ta’yin yang di sebut dalam kitab fikih adalah menjelaskan sejelas-selasnya, yakni si-penjual menunjukkan barang yang dijual, dan yang membeli menunjukkan uangnya yang akan digunakan untuk membeli. 
Dalam masalah Akad seperti ini sesungguhnya terdapat indikasi bahwa kedua orang yang bertransaksi (pembeli dan penjual) saling mencurigai. 

Tetapi bila keduanya saling mempercayai Ta’yin yang seperti ini tidak perlu di perketat. 
Karena terjadinya saling curiga dahulu perdagangan dengan kaum jahiliyah kaum Mu’minin sering dipermainkan. Namun disini kita membahas transaksi yang dilakukan oleh sesama Islam, yang notabene saling beriman maka cukuplah si-penjual menunjukkan barang dan sifat-sifatnya saja.

ﻣﺎ ﺍﻟﻤﺒﻴﻊ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺸﺘﺮﻱ ﻳﺮﻯ ﺃﻥ ﻭﻳﻜﻔﻲ ﺍﻟﻤﺒﻴﻊ ﺟﻤﻴﻊ ﺭﺅﻳﺔ ﻷﻥّ ، ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﻳﺪﻝّ ﻻ ﺻﺒﺮﺓٍ ﻛﻮﺟﻪ ﻟﺘﻌﺬّﺭﻫﺎ ﻣﺸﺮﻭﻃﺔٍ ﻏﻴﺮ ﻗﺪ ﺍﻷﻧﻤﻮﺫﺝ ﻛﺎﻥ ﻓﻤﺘﻰ .ﺁﺣﺎﺩﻫﺎ ﺗﺘﻔﺎﻭﺕ ﺩﻻﻟﺔً ﻣﺒﻴﻊٍ ﻣﻦ ﺍﻟﺼّﺒﺮﺓ ﻓﻲ ﻣﺎ ﻋﻠﻰ ﺩﻝّ ﺗﺘﻔﺎﻭﺕ ﻻ ﻣﻤّﺎ ﻭﻛﺎﻥ ، ﻟﻠﺠﻬﺎﻟﺔ ﻧﺎﻓﻴﺔً ﻛﺎﻥ ، ﻣﻌﻠﻮﻣﺎً ﺍﻟﺜّﻤﻦ ﻭﻛﺎﻥ ، ﺁﺣﺎﺩﻩ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﺎ ﻫﺬﺍ .ﻻ ﻭﺑﻐﻴﺮﻩ ﺻﺤﻴﺤﺎً ﺑﻪ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﺑﻪ ﻳﻨﻌﻘﺪ ﻓﻴﻤﺎ ﺷﺮﻃﻮﺍ ﻓﻘﺪ ، ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ ﺑﺎﻟﻤﺒﻴﻊ ﺍﻟﻌﺎﻗﺪﻳﻦ ﻣﻌﺮﻓﺔ : ﺍﻟﺒﻴﻊ ﻭﺃﻥّ ، ﻟﻠﺠﻬﺎﻟﺔ ﻧﺎﻓﻴﺔً ﻣﻌﺮﻓﺔً ﻭﺍﻟﺜّﻤﻦ ﻋﻠﻰ ﺩﻟّﺖ ﺇﻥ ﺗﻜﻔﻲ ﺍﻟﻤﺒﻴﻊ ﺑﻌﺾ ﺭﺅﻳﺔ ﺍﺧﺘﻼﻓﺎً ﺃﺟﺰﺍﺅﻩ ﻳﺨﺘﻠﻒ ﻻ ﻓﻴﻤﺎ ﺍﻟﺒﺎﻗﻲ ﺍﻷﻧﻤﻮﺫﺝ ﻓﻲ ﺍﻟﺸّﺎﻓﻌﻴّﺔ ﻭﻗﺎﻝ .ﺑﻴّﻨﺎً : ﻛﺎﻟﺤﺒﻮﺏ ﺍﻷﺟﺰﺍﺀ ﺍﻟﻤﺘﺴﺎﻭﻱ ﺍﻟﻤﺘﻤﺎﺛﻞ ، ﺍﻟﻤﺒﻴﻊ ﺑﺎﻗﻲ ﺭﺅﻳﺔ ﻋﻦ ﺗﻜﻔﻲ ﺭﺅﻳﺘﻪ ﺇﻥّ ﺍﻟﺒﺎﺋﻊ ﺃﺣﻀﺮ ﻭﺇﺫﺍ .ﺟﺎﺋﺰ ﺑﻪ ﻭﺍﻟﺒﻴﻊ ﻛﺬﺍ ﺍﻟﻨّﻮﻉ ﻫﺬﺍ ﻣﻦ ﺑﻌﺘﻚ : ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻷﻧﻤﻮﺫﺝ ﺑﻴﻌﺎً ﻟﻴﻜﻮﻥ ﻣﺎﻻً ﻳﻌﻴّﻦ ﻟﻢ ﻷﻧّﻪ ، ﺑﺎﻃﻞ ﻓﻬﻮ ﺫﻟﻚ ﻳﻘﻮﻡ ﻭﻻ ، ﺍﻟﺴّﻠﻢ ﺷﺮﻁ ﻳﺮﺍﻉ ﻭﻟﻢ ، ﺍﻟﻮﺻﻒ ﻷﻥّ ، ﺍﻟﺴّﻠﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻮﺻﻒ ﻣﻘﺎﻡ ﻓﺈﻥ ، ﺍﻟﻨّﺰﺍﻉ ﻋﻨﺪ ﺇﻟﻴﻪ ﻳﺮﺟﻊ ﺑﺎﻟﻠّﻔﻆ : ﺍﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ ﻭﻗﺎﻝ .ﺟﺎﺯ ﻭﺑﻴّﻨﻪ ﺍﻟﺜّﻤﻦ ﻋﻴّﻦ ﻳﺮ ﻟﻢ ﺇﺫﺍ ﻳﺼﺢّ ﻻ ﺑﺎﻷﻧﻤﻮﺫﺝ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﺇﻥّ ﻓﻲ ﺭﺋﻲ ﺇﺫﺍ ﺃﻣّﺎ ، ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻭﻗﺖ ﺍﻟﻤﺒﻴﻊ ﻳﺼﺢّ ﻓﺈﻧّﻪ ﻣﺜﺎﻟﻪ ﻋﻠﻰ ﻭﻛﺎﻥ ﻭﻗﺘﻪ.

Tidak kita pungkiri bahwa sejauh ini pernahkah si-penjual menyuruh kita untuk memperlihatkan uang yang akan kita belikan? 
Tentu tidak akan sebegitunya dalam transaksi, padahal itu termasuk ta’yin. Artinya sipenjual juga yakin bahwa si-pembeli sudah ada uang untuk membeli. 

Sebaliknya juga penjual tidak perlu menyebutkan darimana asal barang tersebut didapatnya, dengan seharga berapa ia beli?. 
Ta’yin cukuplah sebatas yang di tetapkan kesepakatan bersama [Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaituyyah, juz I, halaman.2418]

ﻫُﻮَ (ﺍﻟْﻌَﺎﺩَﺓِ ﺇﻟَﻰ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺮُّﺟُﻮﻉَ ): ﻗَﻮْﻟُﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﻦْ ﺷَﻲْﺀٌ ﻭَﺟَﺐَ ﻭَﻣَﺘَﻰ ﺍﻟْﻤُﻌْﺘَﻤَﺪُ ﻧَﺤْﻮَ ﻛَﺎﻥَ ﻓَﺈِﻥْ ﻟِﻠْﺄَﺟِﻴﺮِ ﻭَﺩَﻓَﻌَﻪُ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﺄْﺟِﺮِ ﻭَﻟَﻪُ ، ﺑِﺄَﺧْﺬِﻩِ ﻣَﻠَﻜَﻪُ ﻭَﺍﻟْﺤِﺒْﺮِ ﻭَﺍﻟْﺨَﻴْﻂِ ﺍﻟﺼِّﺒْﻎِ ﺍﻟﻠَّﺒَﻦِ ﻧَﺤْﻮَ ﻛَﺎﻥَ ﻭَﺇِﻥْ ، ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺘَّﺼَﺮُّﻑُ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﺎﻕٍ ﻓَﻬُﻮَ ، ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻭَﻣَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﻜُﺤْﻞِ ﻣِﻠْﻜِﻪِ

ﺃَﻥْ ﻭَﺍﻟْﻮَﺟْﻪُ ، ﺑَﻌْﻀِﻬِﻢْ ﻋِﺒَﺎﺭَﺓِ ﻓِﻲ ﻛَﺬَﺍ ﻳَﻤْﻠِﻜُﻪُ ﻟَﺎ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﺄْﺟِﺮِ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺟَﺐَ ﻣَﺎ ﺇﻥَّ ﻳُﻘَﺎﻝَ ﻟَﻢْ ﻣَﺎ ﻣِﻨْﻪُ ﻓَﻀَﻞَ ﻣَﺎ ﻓَﻴَﺮُﺩُّ ، ﺑِﺄَﺧْﺬِﻩِ ﺍﻟْﺄَﺟِﻴﺮُ ﺍﻟْﺄَﺟِﻴﺮِ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺟَﺐَ ﻭَﻣَﺎ ، ﻋَﻨْﻪُ ﺇﻋْﺮَﺍﺽٌ ﻳُﻮﺟَﺪْ ﺃَﻭْ ﻣِﻠْﻜِﻪِ ﻓِﻲ ﺑِﻮَﺿْﻌِﻪِ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﺄْﺟِﺮُ ﻳَﻤْﻠِﻜُﻪُ ﻟَﻢْ ﻛُﺤْﻞٍ ﻧَﺤْﻮَ ﻟَﻪُ ﺩَﻓَﻊَ ﻓَﻠَﻮْ ﻓِﻴﻪِ ﺍﺳْﺘِﻌْﻤَﺎﻟِﻪِ ﺇﻋْﺮَﺍﺽٌ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻢْ ﻣَﺎ ﺑِﺎﺳْﺘِﻌْﻤَﺎﻟِﻪِ ﺇﻟَّﺎ ﻳَﻤْﻠِﻜْﻪُ ﺍﻟﺠﺰﺀ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ ﺍﻋﺎﻧﺔ . ﻓَﺘَﺄَﻣَّﻞْ ﻣَﺮَّ ﻛَﻤَﺎ 135 ﺻــــ ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ

Hal ini telah menjadi Ibarot, bahwa dalam transaksi yang di utamakan adalah manfaatnya, bukan bentuk ucapannya. 
Banyak contoh dalam muamalah seperti ini yang tidak mungkin disebutkan jisimnya satu persatu terkait pula masalah ini dengan aqad ijarah amal. 

Permasalahan yang menjadi acuan disini adalah sebuah transaksi yang tidak ada wujudnya atau tidak terdapat barang secara langsung pada si-penjual seperti “Dropship” 

Lalu apakah hal itu menyebabkan rusaknya akad?.

Ternyata ijtihad ulama tidak demikian menyimpulkan sebuah hukum. 
Qoidah fi ushuliyah “ al-ashlu fil mu’amalah al-ibahah hatta dallad dalilu ala tahrimiha “ (asal dari semua transaksi atau perikatan adalah boleh sehingga ada hal yang menunjukkan keharamannya). 

Secara fiqh sebuah aqad (transaksi) harus ada ma’qud ‘alaih (obyek transaksinya), aqad tanpa ma’qud alaih adalah batal.

Dropship adalah transaksi jual beli ( al-bai’ atau al-buyuu’),  dan sudah menjadi kesepakatan ulama’  bahwa jual beli adalah merupakan akad yang dihalalkan oleh syariah Islam, berdasarkan Al-quran, sunnah dan Ijma’. 

Yang perlu di ingat apakah ma’qud (barang yang di jadikan aqad) harus bisa di pegang oleh penjual secara dzahir? Ternyata tidak, cukuplah diambil manfaatnya al-buyuu’. [Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaituyyah, juz I, halaman.2418]

Bukankah Dropship Menjual Barang Orang?

Sebagaimana transaksi yang tidak sah apabila menjual barang orang atau bukan haknya, maka hukumnya batal karena pemilik barang tidak mengetahui. 
Namun masalahnya berbeda dengan dropship yang memang ada persepakatan, ikatan kerjasama antara agen dan penjual (dropship). 
Hal ini tidak menyalai syari’at seperti dalam ibarot ini :

ﺍﻟﺠﺰﺀ ﻭﻋﻤﻴﺮﺓ ﻗﻠﻴﻮﺑﻲ ﺣﺎﺷﻴﺘﺎ ﻳَﺠِﺐُ ﻟَﺎ ﺃَﻧَّﻪُ ﻭَﺍﻟْﺄَﺻَﺢُّ 352ﺻــــ ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ﻧَﺎﺳِﺦٍ ﺃَﻱْ (ﻭَﺭَّﺍﻕٍ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﻛُﺤْﻞٌ ﻭَﺧَﻴْﻂٌ ﺣِﺒْﺮٌ ﻟِﻠﻨَّﺴْﺦِ ﺍﺳْﺘِﺌْﺠَﺎﺭِﻫِﻢْ ﻓِﻲ (ﻭَﻛَﺤَّﺎﻝٍ ﻭَﺧَﻴَّﺎﻁٍ ) ﺫُﻛِﺮَ ﻣَﺎ ﻳَﺠِﺐُ ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻲ ، ﻭَﺍﻟْﻜَﺤْﻞِ ﻭَﺍﻟْﺨِﻴَﺎﻃَﺔِ ﺍﻟْﺈِﺭْﺿَﺎﻉِ ﻓِﻲ ﻛَﺎﻟﻠَّﺒَﻦِ ﺇﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻔِﻌْﻞِ ﻟِﺤَﺎﺟَﺔِ ، ﻟِﻠﻀَّﺮُﻭﺭَﺓِ ﺍﻟﻠَّﺒَﻦِ ﺩُﺧُﻮﻝَ ﺑِﺄَﻥَّ ﻭَﺩُﻓِﻊَ ﺍﻟﺮَّﺍﻓِﻌِﻲُّ ﺻَﺤَّﺢَ ﻗُﻠْﺖ )ﺑِﻘَﻮْﻟِﻪِ ﺫَﻛَﺮَﻩُ ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺚُ ﻗَﺎﻝَ (ﺍﻟْﻌَﺎﺩَﺓِ ﺇﻟَﻰ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺮُّﺟُﻮﻉَ ﺍﻟﺸَّﺮْﺡِ ﻓِﻲ ﻭَﺇِﻥْ ﺃَﻱْ (ﻭَﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟْﺒَﻴَﺎﻥُ ﻭَﺟَﺐَ ﺍﺿْﻄَﺮَﺑَﺖْ ﻓَﺈِﻥْ ) (ﺃَﻋْﻠَﻢ ﻭَﺍَﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟْﺈِﺟَﺎﺭَﺓُ ﻓَﺘَﺒْﻄُﻞُ )ﻳُﺒَﻴَّﻦْ ﻟَﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﻭَّﻝِ ﻭَﻓِﻲ ﺑِﺎﻟْﺄَﺷْﺒَﻪِ ﻫَﺬَﺍ ﻓِﻲ ﻭَﻋَﺒَّﺮَ ﺍﻟﺸَّﺮْﺡِ ﻓِﻲ ﻭَﺣَﻜَﻰ ﺑِﺎﻟْﻤَﺸْﻬُﻮﺭِ ، ﺍﻟْﻤُﺤَﺮَّﺭِ ﻃُﺮُﻗًﺎ ﺍﻟْﺨِﻠَﺎﻑَ .

Bukankah dropship menjual barang, yang barang itu tidak dipegang olehnya?

 Yakni (dropship) menjual barang yang tidak dihadapannya? 

Bukankah barang yang diperjual belikan disyaratkan dapat  dilihat secara langsung oleh kedua belah pihak?

 Dalam pandangan madzhab syafiyah hal ini merupakan bentuk kehati-hatian agar tidak terjadi penipuan ghoror, dalam ibarot lain di contohkan seperti ini :

ﺑَﻴْﻊُ)ﻣَﺮَّ ﻛَﻤَﺎ ﺍﻟْﻔُﻘَّﺎﻉِ ﻧَﺤْﻮِ ﻏَﻴْﺮِ ﻓِﻲ ﺃَﻭْ ﺍﻟْﻤُﺘَﻌَﺎﻗِﺪَﺍﻥِ ﻳَﺮَﻩُ ﻟَﻢْ ﻣَﺎ ﻭَﻫُﻮَ (ﺍﻟْﻐَﺎﺋِﺐِ ﺣَﺎﺿِﺮًﺍ ﻛَﺎﻥَ ﻭَﻟَﻮْ ﻣُﺜَﻤَّﻨًﺎ ﺃَﻭْ ﺛَﻤَﻨًﺎ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎ ﺳَﻤْﻌِﻪِ ﺃَﻭْ ﻭَﺻْﻔِﻪِ ﻓِﻲ ﻭَﺑَﺎﻟِﻐًﺎ ﺍﻟْﺒَﻴْﻊِ ﻣَﺠْﻠِﺲِ ﻓِﻲ ﺿَﻮْﺀٍ ﻓِﻲ ﺭَﺁﻩُ ﺃَﻭْ ﻳَﺄْﺗِﻲ ﻛَﻤَﺎ ﺍﻟﺘَّﻮَﺍﺗُﺮِ ﺑِﻄَﺮِﻳﻖِ ﻓِﻴﻤَﺎ ﺃَﺑْﻴَﺾَ ﻛَﻮَﺭَﻕٍ ﻟَﻮْﻧَﻪُ ﺍﻟﻀَّﻮْﺀُ ﺳَﺘَﺮَ ﺇﻥْ ﻳَﻈْﻬَﺮُ

Selain dalam masalah fuqa’-sari anggur yang dijual dalam kemasan rapat/tidak terlihat- termasuk jual beli barang ghaib seperti jual jin, yakni barang yang tidak terlihat oleh dua orang yang bertransaksi, atau salah satunya. 
Perlu diketahui bahwa hal itu adalah bentuk kehati-hatian, namun bukan berarti menutup hukum qoth’i, seperti yang terjadi banyak muamalah semacam ini.

Contoh : ketika anda ke konter hendak membeli pulsa, kemudian anda bertanya pada si-penjaga; “apakah pulsanya ada” si-penjaga konter menjawab ; “iya ada”.

 Apakah sebagai ta’yin pembeli harus bertanya ; “ada dimana pulasanya?”. Sudah tentu pulsanya ada diserver oprator. 
Apakah penjaga konter tidak boleh menjual pulsa sebab tidak berada dalam konter?

 Dan apakah keduanya antara yang membeli dan yang menjual mengetahui fisik pulsa?. 
Dan bukankah nanti kalau pulsa itu masuk pada HP kita status pengiriman atas nama konter bukan server?. 
Dan contoh masalah lain sangat banyak.

Kesimpulan : bila kita hendak membahas detail masalah kronologi “Dropship” maka akan banyak jalan kebolehannya. 
Dan ini membuat status dropship adalah sah, dan sama sekali tidak menyalai aturan dalam syari’at Islam. 

Akan banyak jalan yang saling menguatkan psisi dropship
Nanti kita bahas secara rinci dari segi mana saja jalan kebolehan dropship, dan juga terjadinya dropship yang tidak boleh karena illat apa?
 nanti kita urai secara berkala.
Taukah Kamu Hukum Dropship ? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown